Sebagian besar keindahan alam di dunia adalah laut termasuk keindahan alam di Indonesia, kelestarian terumbu karang di seluruh perairan dunia terancam oleh pemanasan global dan ulah manusia. Dari data yang beredar disebutkan bahwa sebanyak 60 persen terumbu telah rusak. Selain di perairan Great Barrier Reef, Australia, kerusakan terumbu karang kini juga mengancam perairan Hawaii, Amerika Serikat.
Mengimbau pelaku usaha wisata dan turis agar melakukan aktivitas wisata yang bertanggungjawab menjadi salah satu antisipasi kepunahan ekosistem bawah laut di sana. Dikutip dari Lonely Planet, saat ini ada dua kampanye yang sedang rutin dilakukan demi usaha penyelamatan terumbu karang di Hawaii. Yang pertama ialah mengajak turis untuk menggunakan krim tabir surya yang berbahan dasar ramah bagi lautan.
Kampanye tersebut dipromosikan oleh jaringan hotel Aqua-Aston, yang menyediakan krim tabir surya tanpa oxybenzone, sejenis bahan kimia yang mengancam ekosistem air, salah satunya ialah pemutihan terumbu karang. Selain krim tabir surya ramah lautan, jaringan hotel tersebut juga menyediakan botol minum dan tas daur ulang yang bisa digunakan tamunya saat datang ke pantai. Kampanye penyelamatan terumbu karang juga dilakukan dalam program 'Nets to Energy Program'.
Dimulai sejak tahun 2002, program atas inisiasi Hawaii Wildlife Fund ini berusaha mengubah sampah di lautan menjadi bahan pembangkit listrik. Sepanjang bulan Maret kemarin, kelompok pecinta lingkungan tersebut sudah mengumpulkan sebanyak 12 ton sampah yang terjerat jaring yang mereka pasang di lautan. Secara total, sudah sebanyak 800 ton sampah di perairan Hawaii yang mereka angkut. Jaring yang telah berisi sampah itu lalu dibakar dan uapnya menjadi bahan pembangkit listrik.