Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Sektor pertanian memiliki peranana penting dalam kegiatan perekonomian di tanah air. Bahkan, di tahun 2014 sektor pertanian mampu bekontribusi hingga 13.38% dalam Produk Domestik Bruto, menyusul sektor Industri Pengolahan dan Perdagangan.
Perkebunan kelapa sawit menjadi salah satu harapan besar dalam perekonomian Indonesia di bidang pertanian tersebut. Oleh karena itu, kemandirian dan kesejahteraan hidup para petani sawit perlu mendapatkan perhatian dengan penghasilan yang berkesinambungan.
Pada tahun 2013, data BPS menyebutkan jika petani rakyat mengelola hampir 4,36 juta hektar lahan perkebunan sawit di Indonesia dari 10,46 juta hektar lahan yang tersedia, atau sekitar 41,63 persennya. Hasil perkebunan ini menyumbang hingga 10,01 juta ton atau 36,03% produksi kelapa sawait nasional. Melihat produktivitas hasil yang lebih kecil dibanding perkebunan yang dikelola oleh negara maupun swasta tersebut, tentu produktivitas pengelolaan lahan yang dikelola oleh petani rakyat ini perlu ditingkatkan.
Bukan hanya peningkatan dalam kemampuan pelaksanaan praktek agrikultur yang lebih baik, tapi juga mampu memenuhi permintaan konsumen global yang menuntut produk bersertifikasi sebagai jaminan kualitasnya. Program peningkatan ini pun dapat menjamin kelangsungan produk kelapa sawit tersebut. Dukungan yang diperlukan antara lain berupa ketersediaan fasilitas, penyederhanaan proses, dan kecepatan serta efisiensi dalam proses sertifikasi produk.
Sukanto Tanoto, seorang pengusaha sukses Indonesia pendiri Tanoto Foundation merupakan salah satu pendukung berbagai program penanggulangan kemisikinan mulai dari peningkatan mutu pendidikan, layanan kesehatan, pengadaan air bersih, penguatan fungsi koperasi petani, hingga pengembangan pusat unggulan guna memfasilitasi petani swadaya dalam proses sertifikasi produk. Kali ini, untuk mendukung pelaksanaan peningkatan kualitas hidup petani sawit untuk pertanian yang bekelanjutan, Tanoto Foundation menggandengan berbagai lembaga, nasional dan internasiaonal.
Untuk memudahkan proses sertifikasi, Tanoto Foundation bekerja sama dengan UNDP. Sedangkan dalam pelatihan praktik dan dan pendampingan dalam pertanian bagi petani, Tanoto Foundation bermitra dengan Asian Agri.
Sihol Aritonang, Ketua Pengurus Tanoto Foundation pun mengatakan dalam sambutannya bahwa, “Kerjasama dengan UNDP telah kami lakukan sebelumnya. Pada bulan Februari lalu, kami telah menandatangani perjanjian kerjsama dalam percontohan perumusan tujuan-tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) di tingkat provinsi dan kabupaten di Indonesia. Saat ini kegiatan tengah berlangsung di Riau sebagai daerah percontohan pelaksanaan SDGs di Indonesia. Kami percaya bahwa kerjasama lanjutan dengan UNDP ini akan mendukung petani kelapa sawit untuk meningkatkan pendapatan maupun kualitas hidup mereka secara berkelanjutan.” .
Sumber: Sukanto Tanoto di Inspirasidaily
Perkebunan kelapa sawit menjadi salah satu harapan besar dalam perekonomian Indonesia di bidang pertanian tersebut. Oleh karena itu, kemandirian dan kesejahteraan hidup para petani sawit perlu mendapatkan perhatian dengan penghasilan yang berkesinambungan.
Pada tahun 2013, data BPS menyebutkan jika petani rakyat mengelola hampir 4,36 juta hektar lahan perkebunan sawit di Indonesia dari 10,46 juta hektar lahan yang tersedia, atau sekitar 41,63 persennya. Hasil perkebunan ini menyumbang hingga 10,01 juta ton atau 36,03% produksi kelapa sawait nasional. Melihat produktivitas hasil yang lebih kecil dibanding perkebunan yang dikelola oleh negara maupun swasta tersebut, tentu produktivitas pengelolaan lahan yang dikelola oleh petani rakyat ini perlu ditingkatkan.
Bukan hanya peningkatan dalam kemampuan pelaksanaan praktek agrikultur yang lebih baik, tapi juga mampu memenuhi permintaan konsumen global yang menuntut produk bersertifikasi sebagai jaminan kualitasnya. Program peningkatan ini pun dapat menjamin kelangsungan produk kelapa sawit tersebut. Dukungan yang diperlukan antara lain berupa ketersediaan fasilitas, penyederhanaan proses, dan kecepatan serta efisiensi dalam proses sertifikasi produk.
Sukanto Tanoto, seorang pengusaha sukses Indonesia pendiri Tanoto Foundation merupakan salah satu pendukung berbagai program penanggulangan kemisikinan mulai dari peningkatan mutu pendidikan, layanan kesehatan, pengadaan air bersih, penguatan fungsi koperasi petani, hingga pengembangan pusat unggulan guna memfasilitasi petani swadaya dalam proses sertifikasi produk. Kali ini, untuk mendukung pelaksanaan peningkatan kualitas hidup petani sawit untuk pertanian yang bekelanjutan, Tanoto Foundation menggandengan berbagai lembaga, nasional dan internasiaonal.
Untuk memudahkan proses sertifikasi, Tanoto Foundation bekerja sama dengan UNDP. Sedangkan dalam pelatihan praktik dan dan pendampingan dalam pertanian bagi petani, Tanoto Foundation bermitra dengan Asian Agri.
Sihol Aritonang, Ketua Pengurus Tanoto Foundation pun mengatakan dalam sambutannya bahwa, “Kerjasama dengan UNDP telah kami lakukan sebelumnya. Pada bulan Februari lalu, kami telah menandatangani perjanjian kerjsama dalam percontohan perumusan tujuan-tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) di tingkat provinsi dan kabupaten di Indonesia. Saat ini kegiatan tengah berlangsung di Riau sebagai daerah percontohan pelaksanaan SDGs di Indonesia. Kami percaya bahwa kerjasama lanjutan dengan UNDP ini akan mendukung petani kelapa sawit untuk meningkatkan pendapatan maupun kualitas hidup mereka secara berkelanjutan.” .
Sumber: Sukanto Tanoto di Inspirasidaily