ads here

Antisipasi Penularan Difteri dengan Kenali Tanda dan Gejalanya

advertise here
Difteri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Bakteri ini menyerang saluran pernafasan, Pada tahun ini menjadi tahun yang luar biasa untuk penyakit difteri ini sehingga menyebabkan semua orang lebih berhati-hati. Tapi apakah anda sudah benar-benar mengetahui apa itu difteri dan ciri-cirinya seperti apa? 


Bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara ketika seseorang batuk, bersin maupun berbicara sama seperti virus flu. Selain itu, bakteri juga dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan yang keluar dari saluran pernapasan dan pengelupasan luka kulit. Benda-benda yang terkontaminasi bakteri juga bisa menyebabkan penularan penyakit.

Saat bakteri ini masuk ke tubuh lain yang kondisinya sedang lemah dan tidak diimunisasi lengkap, bakteri bisa dengan mudah berkembang dan hidup. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, sulit menelan, demam dengan suhu rendah sekitar 38 derajat celsius, kurang nafsu makan, sesak napas disertai bunyi, leher membengkak seperti leher sapi (bullneck) akibat dari pembengkakakan kelenjar leher, dan munculnya pseudomembran atau selaput putih keabu-abuan yang tidak mudah lepas.

"Masa inkubasi mulai dari masuknya kuman sampai masuk gejala awal seperti susah menelan (dan) demam yang enggak terlalu tinggi itu 48 jam. Setelah itu timbul selaput. Lama-lama (selaput) muncul sedikit, lama-lama menyebar," ujar Kepala Divisi Infeksi Tropis Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Djatnika Setiabudi.

"Jika sudah menyebar dan tidak langsung diobati, bisa turun ke laring atau paru-paru. Kalau sudah seperti ini, leher harus dilubangi agar udara bisa keluar masuk. Ini merupakan racun, bahayanya kalau sudah menyebar ke jantung bisa menyebabkan kematian," ujar Djatnika Setiabudi. Mungkin gejala awal dari difteri dapat disangka sebagai penyakit saluran pernapasan pada umumnya. "Klinisnya sama dengan sakit saluran napas yang lain, yang membedakan sangat khas adalah adanya selaput pseudomembran berwarna putih keabuan yang sangat merekat erat dengan pangkal tenggorokan," kata Djatnika.

Dia melanjutkan, kalau selaput ini diangkat, bisa berdarah karena dia merekat erat. Kemudian gejala khas yang lain adalah leher bengkak. Djatnika menambahkan, karena penyakit ini muncul akibat bakteri, demam yang akan muncul tidak terlalu tinggi. Akan tetapi, wajah pengidap tampak lemas. Meski demikian, tidak semua orang yang terkontaminasi bakteri bisa langsung mengalami gejala-gejala penyakit di atas. Asal seseorang sedang dalam kondisi yang bugar dan imunisasi DPT-nya lengkap, kecil kemungkinannya untuk tertular.